Sabtu, 03 Mei 2014

Laporan Praktikum PENGAMBILAN SAMPEL BENIH DAN PENGUJIAN BENIH

Laporan Praktikum Teknologi Benih
Pengambilan Sampel Benih dan Pegujian Kemurnian Benih

Oleh Kelompok 4
Dasril Adami
Andi Aris Muhidin
Akbar Rulkarim
Raichan Izzati

LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar    Belakang
           
Telah kita ketahui bersama bahwa benih mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk melakukan pengujian benih agar diperoleh benih yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.Pengujian benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi diperlukan karena walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun pada umumnya benih bermutu tinggi akan memberikan hasil produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan benih bermutu rendah.
Oleh sebab itu usaha pengembangan dan pengadaan benih bermutu tinggi sangat penting dan harus sampai pada petani tepat pada waktu yang dibutuhkan. Selain itu pemakaian benih bermutu tinggi adalah cara yang paling mudah diantara sekian banyak teknik-teknik untuk meningkatkan hasil tanaman.Pengujian benih ini dilakukan untuk menetapkan nilai setiap contoh benih yang diuji sehingga akan diketahui bagaimana keadaan faktor kualitas benihnya. Faktor kualitas benih ditentukan oleh persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, gaya berkecambah atau daya tumbuh benih
Kepastian mutu  suatu  kelompok  benih  yang diedarkan dan digunakan untuk penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa metode pengujian yang standar. Metode ini diharapkan mampu memberikan hasil yang seragam apabila pengujian terhadap suatu kelompok benih dilakukan oleh institusi yang berbeda.
Standar metode pengujian mutu benih yang ada selama ini mengacu pada ketentuan ISTASebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi persyratan yang telah ditentukan oleh ISTA.
Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian mutu benih. Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama.
1.2 Tujuan Praktikum
a)      Untuk mempelajari berbagai metoda Pengambilan contoh benih
b)      Untuk Mendapatkan data mutu benih untuk benih bersertifikat


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Uji  kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali dilakukan. Benih murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang lain, yaitu presentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
Di Indonesia telah ada peraturan pemerintah tentang pelaksanaan pengujian kualitas benih. Peraturan inilah yang kemudian menjadi acuan bagi pihak manapun yang melakukan pengujian benih dan ingin hasil dari pengujiannya mendapatkan pengakuan secara nasional. Peraturan pemerintah tersebut adalah (Badan Standardisasi Nasional, 2003):
1.    Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1995 tentang perbenihan.
2.    Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang standardisasi nasional.
3.    Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 170/Kpts/OT.210/3/2002 tentang      pelaksanaan Standardisasi Nasional di bidang pertanian.
4.    Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 803/Kpts/OT.210/7/1997 tentang sertifikasi dan pengawasan mutu benih bina.

Prosedur pengambilan contoh benih padi harus mengikuti aturan yang telah ditentukan seperti yang tercantum pada ISTA. pengambilan contoh benih dimulai dari pengambilan contoh primer lalu menggabungkannya menjadi contoh komposit serta membuat contoh kirim. Untuk membuat contoh kerja, benih harus dibagi terlebih dahulu dengan beberapa metode baik secara mekanik, pengacakan dengan cangkir dan menggunakan sendok. Timbang benih sesuai jumlah contoh kerja yang ditetapkan dan selebihnya dapat disimpan sebagai cadangan untuk digunakan pada pengujian mutu benih yang lainnya( Nasrudin,2009).

Program sertifikasi dan pengawasan pemasaran hanya petugas yang diberi wewenang yang dapat melakukan pengambilan contoh benih untuk keperluan pelabelan dan pengecekan label. Cara pengambilanya harus memenuhi ketentuan- ketentuan yang telah ditetapkan.suatu kelompok benih harus diatur sedemikian rupa sehinga setiap wadah atau bagianya dapat dapat diambil contohnya.pemilik benih harus memberi keterangan yang terperinci tentang asal benih.apabila diketahui bahwa kelompok benih tidak seragam,maka etugas pengambil contoh berhak menolak untuk melaksanakan pengambilan contoh (Kiki M, 2011).

BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
            Praktikum dilaksanakan di laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih,  Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Waktu, Hari Rabu, Jam 14.00 WIB.

3.2 Alat Dan Bahan
Pengambilan Sampel Benih :
a)         Benih Tanaman Pangan Seperti padi, kedelai, jagung, kacang Hijau
b)         Seed trier, alatpembagi tepat tipe Boerner, mangkuk, trays, sendok.
Pengujian Kemurnian Benih:
a)      Benih yang dianalisa : Varietas Pelita I/1
b)      Timbangan, pembagi tepat boerner, Seed Blower, Purity Desk, Cerra Tester, Counter dan A.P.B IPB type 73-2A/B
3.3 Prosedur Kerja
1.                  Pengambilan Sampel Benih ;
            Contoh  Campuran
Sediakan 500 gram benih padi, kedelai, Kacang hijau. Tambahkan 24 butir benih yang sama tapi telah diberi tanda jelas, agar benih pencampur tersebut mudah diketahui ( untuk Benih padi dapat dilakukan dengan membuang palea dan lemmanya sedangkan untuk benih kedelai dapat dilakukan dengan menambahkan benih kacang hijau atau sebaliknya).
Lakukan pembagian benih enagn beberapa metode sebagi berikut :
a)      Metode Pembagi tepat tipe Boerner
Masukkan 500 gram sampel benih kedalam ala pembai tepat ini, lalu putar bahagian tengahnya dan secara otomatis benih akan terbagi dalam 2 bagian yang sama jumlahnya.Lakukan hingga pembagian kedua.
b)      Metode Mangkuk
Susunlah 8 buah mangkuk pada trays lalu disebarkan benih diatasnya secara acak. Ambil 2 mangkuk dan anlisa seperti di atas.
c)      Metode paruh
sebarkan benih pada trays sehingga rata. Buatlah pembagian dengan membuat garis pada permukaan hamparan benih sehingga terbentuk 8 bagian. Pilihlah 2 bagian dan analisa seperti diatas.
d)     Metode sendok
Sebarkan benih dalam mangku Contoh diambil dengan sendok sebanyak 5 kali lalu di analisa seperti diatas. Seluruh perlakuan diatas diulang sebanyak 3 kali.
2.            Pengujian Kemurnian Benih:
a)      Timbang Berat Contoh pengujian dengan timbangan.
b)      Contoh pengujian di “Devide” (dibagi) sampai diperoleh 100 gram.
c)      Setelah didevide masukkan dalam seed blower selama 5 menit dengan kecepatan anign skala 3-3,5 untuk mendapatkan kotoran fisik.
d)     Kotoran fisis ditimbang halus,  misalnya diperoleh a gram.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data pengamatan untuk pengujian  kemurnian benih /gram
Sampel benih
Ulangan
Total
Rerata
I
II
III
IV
Benih bersih
93.48
90.48
92.28
91.37
367.61
91.9025
Benih lainnya
1.03
1.58
0.92
0.41
3.94
0.985
Kotoran
0.18
1.67
0.82
0.16
2.83
0.7075
Batu
4.97
5.45
4.95
4.25
19.62
4.905

Data pengamatan Pengambilan sampel benih
Metode
Ulangan
Total
Rerata
Sd
I
II
III
IV
Boerner
125
120
120
120
485
121.25
0.76
Mangkuk
40
40
42
40
162
40.5
0.30
Paruh
80
90
95
80
345
86.25
0.88
Sendok
60
55
57
58
230
57.5
0

4.2 Pembahasan
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampurmenjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama.Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benihdalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian  mutu benih. 

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan :
a)      Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut.
b)      Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.
c)      Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampurmenjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama.
d)     Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benihdalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian  mutu benih.




DAFTAR PUSTAKA

Kiki Muslihin, 2011, Cara Pengambilan Contoh Benih ( Seed Sampling), http://fapertaunwimku.blogspot.com/2011/07/praktikum-v. html, di akses pada tanggal 8 Maret 2012.
Nasrudin, 2009, Pengambilan Contoh Benih, http://teknologibenih.blogspot.com /2009/10/pengambilan-contoh-benih.html, di akses pada tanggal 8 Maret 2012.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.

Badan Standar disasi Nasional. 2003. Benih Padi-Bagian 1: Kelas Benih Penjenis.http://agribisnis.deptan.go.id/layanan_info/view.php?file=STANDARD-MUTU/Standard-Nasional-indonesia/SNI_Horti/Benih/Old/SNI+01-233.4-2000.pdf&folder=MUTU-STANDARDISASI. Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar