Laporan
Praktikum Teknologi Benih
Pengambilan Sampel Benih dan
Pegujian Kemurnian Benih
Oleh Kelompok 4
Dasril Adami
Andi Aris Muhidin
Akbar Rulkarim
Raichan Izzati
LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI
BENIH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2014
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telah kita ketahui bersama bahwa benih mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk melakukan pengujian benih agar diperoleh benih yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.Pengujian benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi diperlukan karena walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun pada umumnya benih bermutu tinggi akan memberikan hasil produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan benih bermutu rendah.
Telah kita ketahui bersama bahwa benih mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk melakukan pengujian benih agar diperoleh benih yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.Pengujian benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi diperlukan karena walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun pada umumnya benih bermutu tinggi akan memberikan hasil produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan benih bermutu rendah.
Oleh sebab itu
usaha pengembangan dan pengadaan benih bermutu tinggi sangat penting dan harus
sampai pada petani tepat pada waktu yang dibutuhkan. Selain itu pemakaian benih
bermutu tinggi adalah cara yang paling mudah diantara sekian banyak
teknik-teknik untuk meningkatkan hasil tanaman.Pengujian benih ini dilakukan
untuk menetapkan nilai setiap contoh benih yang diuji sehingga akan diketahui
bagaimana keadaan faktor kualitas benihnya. Faktor kualitas benih ditentukan
oleh persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang
tercampur, gaya berkecambah atau daya tumbuh benih.
Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan digunakan untuk
penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun
pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa metode
pengujian yang standar. Metode ini diharapkan mampu memberikan hasil yang
seragam apabila pengujian terhadap suatu kelompok benih dilakukan oleh
institusi yang berbeda.
Standar metode
pengujian mutu benih yang ada selama ini mengacu pada ketentuan ISTA. Sebagai langkah
pertama dalam pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat
dianggap seragam dan memenuhi persyratan yang telah ditentukan oleh ISTA.
Tujuan penarikan contoh adalah untuk
mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah yang cukup
untuk keperluan pengujian mutu benih. Prinsip pengambilan cotoh benih adalah
mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian
dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari
berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama.
1.2 Tujuan Praktikum
a) Untuk mempelajari berbagai metoda Pengambilan
contoh benih
b) Untuk Mendapatkan data mutu benih untuk benih
bersertifikat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang
pertama kali dilakukan. Benih murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai
untuk uji yang lain, yaitu presentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini
dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih murni,
bukan dari benih campuran (Kuswanto, 1997).
Di Indonesia telah ada peraturan pemerintah tentang pelaksanaan pengujian
kualitas benih. Peraturan inilah yang kemudian menjadi acuan bagi pihak
manapun yang melakukan pengujian benih dan ingin hasil dari pengujiannya
mendapatkan pengakuan secara nasional. Peraturan pemerintah tersebut adalah
(Badan Standardisasi Nasional, 2003):
1. Peraturan
Pemerintah No. 44 tahun 1995 tentang perbenihan.
2. Peraturan
Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang standardisasi nasional.
3. Surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 170/Kpts/OT.210/3/2002 tentang pelaksanaan Standardisasi Nasional di
bidang pertanian.
4. Surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 803/Kpts/OT.210/7/1997 tentang sertifikasi dan pengawasan
mutu benih bina.
Prosedur
pengambilan contoh benih padi harus mengikuti aturan yang telah ditentukan
seperti yang tercantum pada ISTA. pengambilan contoh benih dimulai dari
pengambilan contoh primer lalu menggabungkannya menjadi contoh komposit serta
membuat contoh kirim. Untuk membuat contoh kerja, benih harus dibagi terlebih
dahulu dengan beberapa metode baik secara mekanik, pengacakan dengan cangkir
dan menggunakan sendok. Timbang benih sesuai jumlah contoh kerja yang
ditetapkan dan selebihnya dapat disimpan sebagai cadangan untuk digunakan pada
pengujian mutu benih yang lainnya( Nasrudin,2009).
Program
sertifikasi dan pengawasan pemasaran hanya petugas yang diberi wewenang yang
dapat melakukan pengambilan contoh benih untuk keperluan pelabelan dan
pengecekan label. Cara pengambilanya harus memenuhi ketentuan- ketentuan yang
telah ditetapkan.suatu kelompok benih harus diatur sedemikian rupa sehinga
setiap wadah atau bagianya dapat dapat diambil contohnya.pemilik benih harus
memberi keterangan yang terperinci tentang asal benih.apabila diketahui bahwa
kelompok benih tidak seragam,maka etugas pengambil contoh berhak menolak untuk
melaksanakan pengambilan contoh (Kiki M, 2011).
BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum
dilaksanakan di laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Program Studi Agroteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Waktu, Hari Rabu, Jam 14.00 WIB.
3.2 Alat Dan Bahan
Pengambilan Sampel Benih :
Pengambilan Sampel Benih :
a)
Benih
Tanaman Pangan Seperti padi, kedelai, jagung, kacang Hijau
b)
Seed
trier, alatpembagi tepat tipe Boerner, mangkuk, trays, sendok.
Pengujian Kemurnian
Benih:
a)
Benih yang dianalisa : Varietas Pelita
I/1
b)
Timbangan, pembagi tepat boerner, Seed
Blower, Purity Desk, Cerra Tester, Counter dan A.P.B IPB type 73-2A/B
3.3
Prosedur Kerja
1.
Pengambilan Sampel Benih ;
Contoh Campuran
Sediakan 500 gram benih padi, kedelai, Kacang hijau. Tambahkan 24 butir benih yang sama tapi telah diberi tanda jelas, agar benih pencampur tersebut mudah diketahui ( untuk Benih padi dapat dilakukan dengan membuang palea dan lemmanya sedangkan untuk benih kedelai dapat dilakukan dengan menambahkan benih kacang hijau atau sebaliknya).
Contoh Campuran
Sediakan 500 gram benih padi, kedelai, Kacang hijau. Tambahkan 24 butir benih yang sama tapi telah diberi tanda jelas, agar benih pencampur tersebut mudah diketahui ( untuk Benih padi dapat dilakukan dengan membuang palea dan lemmanya sedangkan untuk benih kedelai dapat dilakukan dengan menambahkan benih kacang hijau atau sebaliknya).
Lakukan
pembagian benih enagn beberapa metode sebagi berikut :
a) Metode
Pembagi tepat tipe Boerner
Masukkan 500 gram sampel benih kedalam ala pembai tepat ini, lalu putar bahagian tengahnya dan secara otomatis benih akan terbagi dalam 2 bagian yang sama jumlahnya.Lakukan hingga pembagian kedua.
Masukkan 500 gram sampel benih kedalam ala pembai tepat ini, lalu putar bahagian tengahnya dan secara otomatis benih akan terbagi dalam 2 bagian yang sama jumlahnya.Lakukan hingga pembagian kedua.
b) Metode
Mangkuk
Susunlah 8 buah mangkuk pada trays lalu disebarkan benih diatasnya secara acak. Ambil 2 mangkuk dan anlisa seperti di atas.
Susunlah 8 buah mangkuk pada trays lalu disebarkan benih diatasnya secara acak. Ambil 2 mangkuk dan anlisa seperti di atas.
c) Metode
paruh
sebarkan benih pada trays sehingga rata. Buatlah pembagian dengan membuat garis pada permukaan hamparan benih sehingga terbentuk 8 bagian. Pilihlah 2 bagian dan analisa seperti diatas.
sebarkan benih pada trays sehingga rata. Buatlah pembagian dengan membuat garis pada permukaan hamparan benih sehingga terbentuk 8 bagian. Pilihlah 2 bagian dan analisa seperti diatas.
d) Metode
sendok
Sebarkan benih dalam mangku Contoh diambil dengan sendok sebanyak 5 kali lalu di analisa seperti diatas. Seluruh perlakuan diatas diulang sebanyak 3 kali.
Sebarkan benih dalam mangku Contoh diambil dengan sendok sebanyak 5 kali lalu di analisa seperti diatas. Seluruh perlakuan diatas diulang sebanyak 3 kali.
2.
Pengujian Kemurnian Benih:
a) Timbang
Berat Contoh pengujian dengan timbangan.
b) Contoh
pengujian di “Devide” (dibagi) sampai diperoleh 100 gram.
c) Setelah
didevide masukkan dalam seed blower selama 5 menit dengan kecepatan anign skala
3-3,5 untuk mendapatkan kotoran fisik.
d) Kotoran
fisis ditimbang halus, misalnya
diperoleh a gram.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data pengamatan untuk
pengujian kemurnian benih /gram
Sampel benih
|
Ulangan
|
Total
|
Rerata
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
Benih bersih
|
93.48
|
90.48
|
92.28
|
91.37
|
367.61
|
91.9025
|
Benih lainnya
|
1.03
|
1.58
|
0.92
|
0.41
|
3.94
|
0.985
|
Kotoran
|
0.18
|
1.67
|
0.82
|
0.16
|
2.83
|
0.7075
|
Batu
|
4.97
|
5.45
|
4.95
|
4.25
|
19.62
|
4.905
|
Data pengamatan
Pengambilan sampel benih
Metode
|
Ulangan
|
Total
|
Rerata
|
Sd
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||||
Boerner
|
125
|
120
|
120
|
120
|
485
|
121.25
|
0.76
|
Mangkuk
|
40
|
40
|
42
|
40
|
162
|
40.5
|
0.30
|
Paruh
|
80
|
90
|
95
|
80
|
345
|
86.25
|
0.88
|
Sendok
|
60
|
55
|
57
|
58
|
230
|
57.5
|
0
|
4.2 Pembahasan
Pengujian
kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen
benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian
adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari
contoh benih yang mewakili lot benih.
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampurmenjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama.Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benihdalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian
mutu benih.
BAB
V
PENUTUP
PENUTUP
5.1 Kesimpulan :
a)
Pengujian
kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen
benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
presentase dari ketiga komponen benih tersebut.
b)
Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain
dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.
c)
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampurmenjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama.
d)
Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benihdalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian
mutu benih.
DAFTAR PUSTAKA
Kiki
Muslihin, 2011, Cara
Pengambilan Contoh Benih ( Seed Sampling), http://fapertaunwimku.blogspot.com/2011/07/praktikum-v.
html, di
akses pada tanggal 8 Maret 2012.
Nasrudin,
2009, Pengambilan Contoh Benih, http://teknologibenih.blogspot.com
/2009/10/pengambilan-contoh-benih.html, di
akses pada tanggal 8 Maret 2012.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.
Badan Standar disasi Nasional. 2003. Benih
Padi-Bagian 1: Kelas Benih Penjenis.http://agribisnis.deptan.go.id/layanan_info/view.php?file=STANDARD-MUTU/Standard-Nasional-indonesia/SNI_Horti/Benih/Old/SNI+01-233.4-2000.pdf&folder=MUTU-STANDARDISASI.
Diakses pada tanggal 11 Juni 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar